PT Pertamina (Persero) mulai Selasa
(26/8/2014) malam tidak lagi memangkas atau menormalisasi pasokan BBM subsidi di SPBU yang sebelumnya sempat dikurangi 5%-20%, sempat membuat antrean kendaraan di SPBU berbagai daerah. Namun ada risiko dengan mengelontorkan BBM subsidi tanpa pemangkasan, ketika kuota BBM subsidi terbatas.
Alasan Pertamina memangkas pasokan BBM subsidi di SPBU karena diperkirakan jatah BBM subsidi tidak cukup sampai akhir tahun. BUMN energi tersebut memperkirakan BBM subsidi habis mulai 6 Desember 2014, pasca kuota BBM subsidi secara nasional dipangkas dari 48 juta KL jadi 46 juta KL.
"Tidak dipangkasnya BBM subsidi lagi oleh Pertamina membuat pengusaha SPBU senang, tapi rakyat yang lebih senang karena tidak susah lagi dapatkan BBM subsidi," kata Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi kepada detikFinance, Rabu (27/8/2014).
Eri menambahkan, risiko digelontorkannya pasokan BBM subsidi oleh Pertamina adalah cepat habisnya kuota BBM subsidi sebelum akhir tahun.
Di sisi lain, jika Pertamina mengelontorkan BBM subsidi lebih dari 46 juta KL pada 2014, maka risikonya kelebihan penyaluran tersebut tidak diganti oleh pemerintah, dan dihitung sebagai kerugian Pertamina.
"Itu yang harus jadi perhatian. Sekarang yang pusing itu pemerintahnya, bagaimana kalau BBM subsidi habis sebelum akhir tahun?" tanya Eri.
Saat bersamaan ada pergantian pemerintahan pada 20 Oktober nanti, keputusan masalah ini ada di tangan Presiden SBY dan Presiden Terpilih Jokowi, yang akan melakukan pertemuan hari ini di Bali.
(26/8/2014) malam tidak lagi memangkas atau menormalisasi pasokan BBM subsidi di SPBU yang sebelumnya sempat dikurangi 5%-20%, sempat membuat antrean kendaraan di SPBU berbagai daerah. Namun ada risiko dengan mengelontorkan BBM subsidi tanpa pemangkasan, ketika kuota BBM subsidi terbatas.
Alasan Pertamina memangkas pasokan BBM subsidi di SPBU karena diperkirakan jatah BBM subsidi tidak cukup sampai akhir tahun. BUMN energi tersebut memperkirakan BBM subsidi habis mulai 6 Desember 2014, pasca kuota BBM subsidi secara nasional dipangkas dari 48 juta KL jadi 46 juta KL.
"Tidak dipangkasnya BBM subsidi lagi oleh Pertamina membuat pengusaha SPBU senang, tapi rakyat yang lebih senang karena tidak susah lagi dapatkan BBM subsidi," kata Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi kepada detikFinance, Rabu (27/8/2014).
Eri menambahkan, risiko digelontorkannya pasokan BBM subsidi oleh Pertamina adalah cepat habisnya kuota BBM subsidi sebelum akhir tahun.
Di sisi lain, jika Pertamina mengelontorkan BBM subsidi lebih dari 46 juta KL pada 2014, maka risikonya kelebihan penyaluran tersebut tidak diganti oleh pemerintah, dan dihitung sebagai kerugian Pertamina.
"Itu yang harus jadi perhatian. Sekarang yang pusing itu pemerintahnya, bagaimana kalau BBM subsidi habis sebelum akhir tahun?" tanya Eri.
Saat bersamaan ada pergantian pemerintahan pada 20 Oktober nanti, keputusan masalah ini ada di tangan Presiden SBY dan Presiden Terpilih Jokowi, yang akan melakukan pertemuan hari ini di Bali.
Luangkan sejenak: Demikianlah artikel tentang Pasokan BBM Normal, Pengusaha dan Rakyat Senang Tapi Pemerintah Pusing diatas, semoga bermanfaat untuk sobat dimanapun berada :)
Judul : Pasokan BBM Normal, Pengusaha dan Rakyat Senang Tapi Pemerintah Pusing
Deskripsi : PT Pertamina (Persero) mulai Selasa (26/8/2014) malam tidak lagi memangkas atau menormalisasi pasokan BBM subsidi di SPBU yang sebelumnya ...
Deskripsi : PT Pertamina (Persero) mulai Selasa (26/8/2014) malam tidak lagi memangkas atau menormalisasi pasokan BBM subsidi di SPBU yang sebelumnya ...
SILAHKAN KOMENTAR DENGAN FACEBOOK
133 Komentar Tersembunyi "Pasokan BBM Normal, Pengusaha dan Rakyat Senang Tapi Pemerintah Pusing"
Posting Komentar